top of page
Writer's pictureceritalanaa

Princess Mononoke Ceritakan Soal Keseimbangan Alam


“Yang aku inginkan adalah manusia dan hewan di hutan hidup bersama dengan damai” kata Ashitaka.


“Kami menanam pohon, tapi para manusia terus menebanginya. Maka hutan tidak akan kembali hidup lagi” kata Suku Moro (Kera hutan).


Princess Mononoke mengisahkan tentang perlawanan Putri Mononoke bersama hewan hutan terhadap manusia penduduk Desa Besi. Perlawanan dipimpin oleh Madam Eboshi yang merusak hutan mereka demi keuntungan kaumnya sendiri.


Meski rilis 23 tahun lalu, tapi film ini masih bagus ditonton hari ini. Film animasi berlatar abad-13 ini diawali dengan pangeran Ashitaka dari Desa Emishi. Tangan pangeran terkena kutukan akibat menyelamatkan desa dari amukan iblis berwujud babi raksasa bernama Nago. Untuk menyembuhkannya Ashitaka harus pergi ke barat menemui Dewa Rusa yang dianggap Penjaga Hutan.


Dalam perjalanan panjang ia menyelamatkan dua orang yang terbawa arus sungai, mereka adalah penduduk Desa Besi. Mereka jatuh ke sungai saat rombongannya berkelahi dengan Princess Mononoke dan ketiga serigala penjaga hutan.


Setibanya di Desa Besi, warga desa menyambut Ashitaka dengan baik. Setelah beristirahat, ia menemui Madam Eboshi, perempuan yang memimpin desa tersebut. Ashitaka menanyakan apa yang dilakukan Eboshi pada hutan. Eboshi pun mengajaknya ke ruang rahasia miliknya.


Dalam ruangan, Ashitaka menyaksikan para pengidap kusta yang tubuhnya dibalut perban dan tetap diizinkan bekerja seperti warga lainnya. Mereka bekerja membuat senjata senapan (shotgun) yang rencananya digunakan untuk memerangi Princess Mononoke dan hewan hutan (kaumnya), dan membunuh Dewa Rusa. Dengan begitu Eboshi dapat menebang pohon sebebasnya tanpa ada yang menentang.


Meski Ashitaka meperingatkan Eboshi tentang akibat dari peperangan melawan penduduk hutan, tapi Eboshi tak menghiraukannya. Peperangan tak dapat terhindarkan, Eboshi menghabisi kaum babi. Ia juga berhasil memenggal kepala Dewa Rusa sang penjaga hutan. Akibatnya tangan Eboshi putus dan tak sadar diri.


Kerusakan besar terjadi karena Dewa Rusa marah pada perbuatan serakah manusia. Meski Eboshi jahat kepada hewan, Ashitaka tetap menyelamatkannya dan mengamankan penduduk desanya. Ashitaka dan Princess Mononoke berusaha mengembalikan kepala Dewa Rusa untuk menghentikan kemarahannya.


Saat kepala kembali, amukan dewa berhenti. Rohnya hancur berkping-keping dan menghujani alam. Karena hal itu, alam pun kembali subur dan ditumbuhi pepohonan. Penduduk desa sadar, bahwa mereka harus berdampingan dengan hutan dan hewan di dalamnya, juga tidak merusak dan mengeksploitasi sumber daya alam.


Sutradara Hayao Miyazaki menyampaikan bahwa alam ini perlu keseimbangan. Oleh karena itu tidak ada pihak yang boleh menguasai satu sama lain. Hewan maupun manusia harus hidup damai dan menjaga hutan bersama, karena hutan adalah paru-paru bumi kita. Bila paru-paru bumi sakit atau rusak, maka perubahan iklim tak dapat dihindari. Manusia dan hewan juga yang nantinya akan sulit bertahan hidup.


Karena isi cerita yang mengangkat isu lingkungan cukup baru dan menarik pada masa itu, film yang rilis pada tahun 1997 ini berhasil meraih banyak penghargaan internasional. Princess Mononoke termasuk film tersukses pada era 1999, sebelum digeser oleh Titanic. Bahkan film bedurasi 2 jam 13 menit ini masuk pasar Amerika dan tayang sebagai box office.

Kalau kamu pecinta kartun anime, kamu wajib nonton ini. Kalau bukan, kamu tetap disarankan nonton film produksi studio ghibli ini. Dijamin seru. Selamat menyaksikan teman-teman!

Recent Posts

See All

Kommentare


bottom of page